Jika berkunjung ke Cirebon, jangan lupa untuk berkunjung ke Jalan Keraton Kasepuhan No 43, di Kelurahan Kasepuhan-Kecamatan Lemahwungkuk kota Cirebon. Karena disini terdapat sebuah area yang menjadi keliru satu tonggak histori paling utama didalam pertumbuhan kota Cirebon. Bukan cuma menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Barat! Tempat itu tak lain adalah Keraton Kasepuhan.
Pangeran Cakrabuwana adalah pendiri Keraton Kasepuhan, dan dinamakan Keraton Pakungwati, Beberapa pas kemudian lingkungan keraton ini diperluas dan diperbaharui oleh Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1483 Masehi. Setelah ditempa berbagai pertumbuhan zaman, hingga pas ini, Keraton Kasepuhan ini tetap tetap lestari di masyarakat, dikarenakan dijaga dan dirawat dengan penuh cinta, demi peninggalan budaya, histori dan arsitektur yang bercitarasa seni tinggi.
Multi Kultur Arsitektur Keraton Kasepuhan
Di jaman silam, Pelabuhan Cirebon menjadi pusat perdagangan internasional dan sudah terkenal hingga ke seluruh pelosok bumi. Tak heran jikalau kemudian Kota Cirebon disinggahi oleh para pedagang dan saudagar dari berbagai negara. Nah, berawal dari ramainya selanjutnya lintas perdagangan disini, membuat kata Cirebon tercetus menjadi nama kota, yang berasal dari kata “caruban” dengan makna campuran.
Karena banyaknya pedagang dan saudagar dari berbagai bangsa, mereka berbaur dan jatuh hati dengan Cirebon, kemudian menetap dan menikah dengan pribumi, supaya tercipta akulturasi budaya. Hal itu sanggup muncul dari desain bangunan Keraton Kasepuhan.
Perpaduan type Cina, Arab, Eropa dan Jawa kental muncul didalam arsitektur dan juga interior Keraton Kasepuhan. Multi kultur tersebut melebur menjadi satu pada bangunan Keraton Kasepuhan, membuat bangunan tersebut muncul begitu kaya dan berbudaya.
Dari tiang-tiang bergaya Yunani, efek Eropa merasa benar-benar kuat. Berbentuk silindris atau bulat yang mengecil pada ujungnya, dan juga ada hiasan tambahan berupa persegi di anggota atas dan bawah, gunanya untuk menyangga konstruksi.
Pengaruh Cina muncul mengerti pada beberapa anggota keraton, keliru satunya pada ornamen bangunan Kuncung yangn menyerupai gapura, lengkap dengan ornamen wadasan/batu cadas sebagai simbol kebolehan di anggota bawah, dan megamendung di anggota atas. Dua perihal ini menjadi simbol dunia atas dan bawah.
Lestarikan Sejarah Budaya Keraton Kasepuhan Demi Anak Cucu
Indonesia besar dikarenakan budaya, Indonesia jaya dikarenakan generasi muda yang memaknai histori di jaman silam sebagai kearifan lokal, untuk bekal menjadi bangsa yang besar. Keraton Kasepuhan adalah keliru satu warisan budaya yang harus tetap lestari. Mengenalkan generasi muda, mengedukasi mereka bakal histori Keraton Kasepuhan dan mengajak mereka untuk turut menjaga warisan nenek moyang, bakal membuat Indonesia tetap menjadi negara seribu budaya yang abadi.
Tak cuma tentang warisan budaya saja, tetapi histori pertumbuhan agama Islam di Cirebon juga harus diketahui oleh generasi penerus bangsa. Keraton Kasepuhan adalah awal mula dimana Islam diperkenalkan luas di Cirebon, tatkala Syarif Hidayatulloh dinobatkan sebagai Sultan Carbon 1.
Sultan Carbon 1 itu tak cuma menjadi pemimpin yang adil,namun juga relijius dan juga menjadi keliru satu anggota dari Wali Songo. Syarif Hidayatulloh yang lebih terkenal sebagai Sunan Gunung Jati ini, merupakan seorang wali Allah yang meraih tugas untuk menyebarkan Islam ke seantero bumi Cirebon.
Demikian histori singkat tentang Keraton Kasepuhan Cirebon, semoga sejarahnya tetap dikenang hingga jaman yang bakal datang, sebagai oleh-oleh bagi anak cucu kita puluhan tahun kemudian. Kenangan histori luar biasa Keraton Kasepuhan dan peran penting Sultan Carbon 1 didalam mengIslamkan rakyatnya, bakal menjadi warisan tak ternilai bagi jaman depan.
0 komentar:
Posting Komentar